NGOBROL
ngobrol ini sudah lama, Kami lagi duduk melingkar di depan rasulullah saw, ada beberapa auliya' kami duduk sambil ngopi bareng.
biasanya saya sempatkan bertanya ringan kepada rasulullah soal pembicaraan ringan.
" bagaimana soal palestina ya rasulullah ?" tanyaku.
" insaAllah akan merdeka..." jawab beliau singkat.
" tapi saya dengar kabar di media, trowongan bawah tanah akan di aliri air dari laut?" tanyaku kawatir.
" itu hanya kabar menakut nakuti saja, semua kabar itu kadang di buat buat."
" juga saya dengar banyak tentara negara lain yang mau membantu israil."
" jangan mudah percaya dengan kabar seperti itu, nyatanya baik baik saja."
" saya kasihan dengan anak anak kecil gaza, mereka mungkin kelaparan, dan tak ada banyak bantuan."
" ya saya tau, kyai sudah membantu, tapi bantuan kyai tak sampai ke sana, bantuan kyai itu masuk ke kantong pribadi orang yang kyai sumbang dana."
" makanya itu, saya jadi bingung, bagaimana harus membantu mereka, padahal bantuan saya itu sudah lewat situs pemerintah."
" ya itulah, banyak orang yang memanfaatkan palestina, untuk kepentingan pribadi, biarkan saja, mereka akan mendapatkan balasan dari Allah, kyai tak usah risau, Allah yang akan membantu orang orang palestina."
" lalu bagaimana soal pemilu di indonesia?, bagaimana menurut panjenengan dari ketiga calon?"
" tak ada yang baik."
" tapi kan harus tetap ada yang jadi ya rasulullah..."
" ya mau bagaimana lagi, mana saja yang jadi tak akan baik ke depannya."
" kenapa tak kyai saja yang maju?, nanti kami dukung, paati jadi" sela syaikh abdul qodir jailani.
" syaikh ini ada ada saja... jadi presiden itu tak mudah, harus ini itu, kampanye, harus punya pendukung dll, "
" ya kyai saja yang jadi presiden, nanti kami dukung..." kata rasulullah bercanda.
* sebenarnya untuk jadi presiden di indonesia itu mudah, tinggal bangun, misal saya bangun cirebon, ya umpama ssya bangun semegah qatar, ini umpama saja, pasti semua akan mencalonkan saya jadi presiden."
" ah jangan kyai, nanti malah banyak yang membenci dan memusuhi kyai." kata syaikh abdul qodir jailani.
" saya hanya berumpama saja syaikh, saya di bayar berapapun juga tak mau jadi presiden, sudah cukup bagi saya menjadi guru thoreqoh, kalau jadi presiden, harus berangkat kerja, harus selalu berseragam, pakai dasi, memikirkan rakyat, ah repot sekali, saya sama sekali tak ada setitik debu pun ingin jadi presiden."
" ya kyai jadi guru thoreqoh saja." kata rasulullah. " tapi nanti tugas kyai itu banyak."
" ya kalau memang tugas dari Allah, saya siap., oh ya bagaimana soal pengungsi rohingya?"
" mereka itu hanya berpura lura muslim, agar di kasihani, coba saja di suruh sahadat, dan di ranya rukun islam dan rukun iman, paati tak tau." jawab rasulullah.
banyak sebenarnya yang saya bicarakan, dan sering hal hal kami bahas, dengan santai